FPK dan FKUB Gresik Kunjungan Kerja ke Bekesbangpol Jateng
2 min readSemarang, cakrawala.co – Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Gresik, Jawa Timur bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Gresik, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Badan Kesbangpol Propinsi Jawa Tengah (Jateng) guna mempelajari pembinaan kerukunan umat beragama, etnis, dan kesiapan menghadapi pemilu serentak serta penanganan Covid-19, Selasa (16/11/2021).
Kepala Kantor Kesbangpol Gresik, Darman mengatakan akan meniru hal-hal postifif Peran Kesbangpol dalam memelihara keagamaan dan keetnisan di Jateng. serta dukungan Bakesbangpol propinsi ke kabupaten/kota dan sebaliknya.
“Kami mengharapkan masukan untuk meniru hal positif termasuk diantaranya ingin mengetahui implementasi dengan mitra kerja seperti FKUB dan FPK di Jateng. Kita akan memodifikasinya untuk ditiru di Gresik,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Bakesbangpol Jateng, Khoiruddin mengatakan selama pihaknya selalu berupaya menjaga hubungan yang harmonis dengan mitra kerja FKUB dan FPK dengan mendukung dari sisi regulasi dan mendinamisir implementasinya.
“Dengan hubungan yang harmonis itu, kami bisa memecahkan berbagai persoalan. Bahkan, kami juga mengajak bupati dan kesbangpol serta FKUB di semua kabupaten/kota untuk selalu duduk bersama,” ungkapnya.
Ditambahkannya, untuk FPK saat ini masih dalam proses peralihan dari FPBI Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) ke FPK. Tugasnya sama, yakni memelihara hubungan yang harmonis antar suku/ernis.
“Terakhir, kita bertemu dengan mahasiswa asal Aceh dan kita menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan dengan petugas upacara semua dari mereka. Pak Ganjar, bahkan menjadi peserta upacara,” katanya.
Terkait kegiatan FKUB, Sekretaris FKUB Jateng, Imam Fadholi yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan desain kedewasaan beragama dan bernegara, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan semua komunitas keagamaan.
Salah satu kegiatan terkini, ungkapnya adalah launching Gerbang Watu Gong. Isinya penguatan pancasila, moderasi beragama dan kedewasaan kebangsaan. Karena kerukunan itu mahal,” ucapnya.
“Dalam implementasinya, kita berpijak pada SKB dua menteri dimana kabupaten kota punya tafsir sendiri-sendiri. Sehingga kita menerbitkan SOP agar dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas,” ungkapnya
Selain itu, pihaknya gencar membentuk generasi muda FKUB. Pasalnya, FKUB senior sudah bisa dipastikan memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni. Sementara transfer ke generasi muda belum terpikirkan secara matang.
“Posisinya sepertinya pokja. Sebab, anggota FKUB adalah tokoh utama, sementara teknisnya dilakukan oleh generasi muda. Unsurnya sama dengan FKUB senior,” jelasnya.
Yang miris, lanjut Imam, adalah anatomi Keberagaman masih kental di sebagian anggota FKUB. Hal ini menurutnya, tidak boleh dibiarkan.
“Jangankan masyarakat dibawah, anggota FKUB sendiri ada yang masih berupaya memperjuangkan kelompoknya sendiri. Ini tak boleh dibiarkan,” ujarnya, seperti dilansir cakrawala.co